Saturday 14 September 2019

chapter 3

SIKECIL BUDI

roy dan pak darsono duduk dilantai sambil meroko disudut ruangan.

"Roy budi itu orangnya ambisius ga pandang bulu seperti 12 tahun yang lalu saat dia smp..”

12 tahun yang lalu

“Yaaah indonesia melemah lagi mata uangnya” celoteh Seorang anak remaja muda yang menggendong kumpulan kotak donat. berjalan, menggigit potongan donat,  sambil membaca koran menelusuri trotoar,

Satpol pp yang sedang  berpatroli mengamankan anak jalan melihat budi yang terlihat seperti anak jalanan

“Hey bocah kamu berani-beraninya jualan disini hah.tidak melihat plang kau hah jangan lari kau!!”

“Waduh ribet ini urusanya” budi kecil itupun berlalri menuju pasar.

Menyelinap di keramaian orang. Satu persatu orang di lewati. Satpol pp mengejarnya,

“Tanggkap dia”

Orang disebrang sana membawa triplek besar. Ketika budi berlalri. Tiba tiba iya menghilang. Budi dengan cerdiknya mengikuti rombongan orang yang membawa triplek.

Budi berjalan menuju preman pasar. Menepuk preman itu mengeluarkan roko sembungkus. Dibuka dan ditarik sebatang . Lalu di tancapkan roko itu ke mulut preman yang sedang ngaso. Dan di nyalakan lah api

“Apa apaan ini” preman itu heran sambil menghisap roko tsb.
“Saya di kejar satpol pp . Ini wilayah mu kan. Saya hanya punya sebungkus roko, kalo kamu mau ambil lah semua”

“Haha berhubung rooko yang kamu kasih . Adalah roko yang biasa saya hisap ayo kita ber bisnis”

Sat pol pp datang

“Hey bocah jangan lari kau”

Preman itu berdiri

“Knapa bos”

“Itu anak jalanan yang sering berjualan di lampu merah harus kita tangkap, mana asal usulnya blom jelas”

“Kepala lu! Blom jelas itu anak gua. Gua cuman nyuruh dia bawa donat”

“Hah saya liat dia jualan donat, cuman selalu tidak kena saat kita kejar”

“Ya gua yang nyuruh bagi bagiin donat. Itu dagangan gua kalo ga abis mending di bagi bagiin “

“Ya sudah maap pak.”

Satpol pp itu pergi.

“Eh bocah nama lu siapa”
“Budi om. Makasih yah soalnya di belakang pasar udah banyak sat pol pp. temen gua semuanya yang ngamen . Pada di tangkep tangkepin”

“Hemm sindikat narkoba kali yah. Eh tadi biayanya dua bungkus roko loh”

“Yah kalo saya kasih 2 bungkus om minta 4 bungkus, kalo mau minta roko banyak minta sama pemerintah”

“Haha bocah tengik”

“Yasudah saya pulang dulu ‘ayah’”

Saat ini-

“Pertama kali yang memanggil ku ayah itu si budi kecil” pak darsono mengelap air matanya

“Wah kecil kecil cerdas dia pantas walupun dia miskin linknya banyak sekali saat ini”

“Iya lalu saya buat perkumpulan petarung dipasar. Biar ngelatih anak buah kalo, preman pasar lain ngusik kita”

“Trus budi ikut kah”

“Tidak dia hanya penonton setia”

10 tahun yang lalu

“Ayah kenapa ngelatih bertarung, kenapa tidak melatih berbisnis”

“Bisnis butuh modal besar budi”

“Lalu knapa bertarung, knapa semua orang harus kuat”

“Karna enak dapet duit , bisa meras, kalo ada yang ga suka . Kita bisa tindas”

“Hah mending jadi orang kaya ajah ayah.”

“Kalo jadi orang kaya, itu harus kaya banget ga boleh nangung. Kalo ada ancaman dari luar gimana?, lu harus punya bodyguard lagi”

“Whoo iya yah. Kalo kaya ga punya bodyguard. Trus di ancem. Abis semua “

“Tapi knapa lu tau tauan soal orang kaya”

“Iya ayah ku pernah melihat ada orang kaya baru, baru menang tender. Mereka mati semua. Mungkin mereka blom sempet kenal 'ayah’ sosok body guard"

“Oh yang ada di koran 11 tahun yang lalu yah”

“Iya ayah, saya jualan donat dulu dah . “

“Iya bud. Tapi jatah roko gimana”

“Kau sudah tua ayah, donat ku saja ini kalau mau. roko itu bahaya. “

“Dasar bocah tengik”

“Haha jaga diri baik baik ayah jaga kesehatan, dadah”

budi kecil itu berlari

- saat ini-

Roy memandang darsono

“Pantes kau di pukuli pak. Dia sudah baik dari dulu,”

"auuh" pak darsono memukul perut roy

"jangan sembarangan kau anak muda, dulu donatnya laku karna saya paksa seisi pasar mencicii donat nya sampai donatnya habis dan dia bingung harus ngapain lagi hari itu"

- 10 tahun yang lalu-

darsono mengelus kepala budi

"bagai mana bung lancar sudah perdagangan mu"

"lancar ayah. hemm tapi ayah ga mau menerima beberapa jatah dari hasil penjualan donat ku"

"wah kecil kecil punya otak bisnis juga kamu yah. tidak usah bud. kau kumpulkan saja uangnya hingga kau memiliki pabrik, karyawan dan beberapa cabang"

"hemm makasih banyak. budi ini sangat berhutang budi dengan ayah"

- saat ini-

Roy melihat pak darsono dengan tersenyum.

"hemmm kalian tuh berdua memiliki sifat yang sama yah padahal kalian tidak ada ikatan darah"

"kau tau setelah dia pikir pikir tentang body guard dan bisnis gelap, dialu ikut dalam club bertarung kecil yang ku buat dulu"

"se kecil itu?"

"iya dan lucunya. ada tigor badanya besar. sangat kesal dengan anak kecil. meliht budi dengan penuh remeh. dia menaruh uang 100rb."

"hah tigor simonster itu? buat apa uang itu?"

"kalau budi bisa memukul wajah tigor. budi mendapatkan uang tsb. tapi kalau budi tidak mampu memukul tigor, budi tidak boleh masuk di club bertarung saat itu."

"dan budi mampu pak?"

" dia tidak mampu memukul wajah tigor. tapi tigor sangat terkesan dengan budi. anak sekecil itu bisa membuat tigor kewalahan. dan pertarunganya hampir setengah jam"

"whhooooi gilaaaa . anak gila."

"dan dia terus berlatih, tak kenal waktu. selepas berjualan donat . sampai 5 tahun, pertumbuhan badanya cepat hingga. saat itu ia menantang tigor ."

"tigor tertawa ter kekeh kekeh dan menolaknya"

"lalu budi pulang kah"

"tidak dia menaruh uang satu juta, jika tigor mampu menjatuhkan budi. uang hasil penjualan donat itu semua milik tigor"

"wah pasti budi menang kan"

"TIDAK HAHAHAHA, dia menangis dan minta maaf kepada saya atas kesombongannya"

"wah kehidupan"

"dan mulai dari itu dia belajar lebih giat lagi dan lagi. menjaga attitude agar tidak sombong. dan tetep focus pada pertarungan"

Roy berdiri

"hah sepertinya saya harus berlatih"

darsono menghisap roko nya

"kau fikir budi sama seperti manusia pada umumnya yang bisa di ikuti roy"

"maksudnya?" roy heran.

"iya dia minta izin ke keuarga ku. untuk meminjam saya. haha dia berlatih tanpa henti. tak ada waktu untuk orang lain teman dan wanita pun tidak. dia fokus berlatih, dan saya mengajarinya terus menerus"

pak darsono berdiri

"yah makanya saya kekeh menjaga uang itu . karna saya tidak meminta sepersenpun uang dari melatih dia setahun penuh. karna saya peduli dengan pembangunan pabrik donat yang ia bangun"

roy keluar membuka pintu

"trimakasih cerita mu akan selalu menjadi semangat buat saya pak, beri salam ku untuk budi"

*Derr pintu tertutup.

Saturday 31 August 2019

chapter 2

(Pembersihan Keluarga)

18 tahun Sebelumnya.

sore hari hujan deras membasahi seluruh daerah jakarta. pondok indah pun tidak terkecuali. serbuan air yang menghantam tanah pun mulai gemerincik berisik, seperti menutup telinga semua orang. aliran air sangat deras, namun ada yang berbeda dikala itu. Air yang mengalir keluar dari rumah kediaman Osdi Aprilio. dia mengalir air hujan dan darah. Berdiri seorang body guard menjaga agar orang luar tidak mengetahui pembantaian yang terjadi dilam rumah tersebut.

Tukang sayur yang biasa berjualan di komplek megah itu pun heran melihat keadaan rumah osdi aprilio

“Wah pak rame betul”

Seorang bodyguard dengan pakaian taktis. Berwajah garang berkumis tebal beranting 3 di telinga sebelah kiri tersenyum. Membuka kaca mata hitamnya.

“Iya pertemuan bos pak.. wah hujan deres seperti ini bapak masih mau berjualan sayur ya pak”

“Iya pak ini mau pulang. oh iya biasanya ibu beli sayur jam segini"

"iya ini acara penting pak, makanya mungkin ibu sudah belanja malam tadi"

"oh oke deh pak iya saya pulang dulu. salam ke ibu"

"baik pak" lalu bodyguard itu pun memasang kacamatanya.

sebelum jauh dari rumah tersebut tukang sayur melihat detile aliran air hujan yang tercampur darah. karna bodyguard seperti memperhatikan bapak tukang sayur. pak tukang sayur pun menganggug kepada bodyguard tsb. dan body guard itu tersenyum dan menganggug karna tak sadar akan kecurigaan tukang sayur tersebut

keadaan dalam rumah pun

Satpam yang biasa menjaga depan gerbang kini tak bernyawa lagi. kepalanya berbaring dimejanya. dan Matanya mlotot dengan pisau belati yang menancap dilehernya.

body guard berjaga diteras satu, di garasi satu dan dua di ruang tamu dua.

tepat diruang tamu terdapat bapak muda berkaus oblong ber celana pendek dan istrinya dengan berpakaian daster sedang duduk tangan terikat dilantai. disampingnya  seorang perempuan dengan jubah hitam dan kaca mata hitam sibuk mengikat tali agar tidak mudah lepas.

seorang berkacamata hitam. berbadan gumpal menghisap roko berfilter.

"sudah lah berikan saja semua aset yang bapak punya"

"bajingan kau chandra. bisa bisa nya kau melakukan hal sepicik ini. saya baru saja merintis bisnis ini candra! knapa kau serakah sekali"

"bukan serakah osdi, tapi kau terlalu cepat menganyam bisnismu itu di ibukota. banyak yang geram atas kesuksesan mu"

"haha lucu sekali bisnis disini. sampai bawa 4 bodyguard. satpam pun sampai dibunuh. tapi percayala candra. kau tak akan dapat sepersen phn dari aset yang saya miliki"

"tapi saya sudah mendapatkan semua sertifikat rumah, kantor dan saham saham lainya. semua bisa di urus "

"haha kau kalah dan kau tak bisa berkutik candra. karna semua aset bukan atas nama saya tapi atas nama......."

teepp

belum pak osdi menyelesaikan kalimatnya. pluru sudah menancap dikepalanya. dengan hand gun ya g terpasang slongsong alat peredam.

"whuuh kluarga Aprilio penuh dengan teka teki. saya kira"

"kurang ajar kau laknaaaat"

istri dari osdi aprilio pun menangis histeris

"hey lina cantik. knapa kau begitu menawan saat menangis." lalu bapak berbadan gumpal  itu mengelap air matanya.

"knapa kau bunuh suami ku. "

"bertele tele dia. yasudah saya harap kau tak bertele tele. bagai mana caranya saya mendapatkan semua aset osdi aprilio"

"kami memiliki anak. kami tau akan mati. tapi kami percaya dia akan mengalahkan semua bisnismen di ibukota. termasuk kau"

TEEEPPPT peluru melesat cepat menuju kepala lina

"hey kenapa kau tembak dia bodoh" bapak gumpal itu berteriak pada wanita berkacamata hitam itu

"ya saya menembaknya karna dia mencoba menggoda mu. dia meminta anak?"

"astaga bodoh. istri tolol. dia orang trakhir yang tau aset penting yang saya butuh kan. hah "

paak gumpal itu berdiri

pistol itu menuju ke kepala bapak candra.

"hey kau mau membunuh saya?"

"jangan perna memaki ku bodoh"

" iya sayang maaf. turunkan pistolmu "

bapak itu pun menyuruh para bodyguardnya

" semuanya  cepat cari apapun yang mengenai surat menyurat. sertivikat dan lain sebagainya kumpulkan "

semua bodyguard mengacak acak se isi rumah. tanpa mencuri perhiasan dan kendaraan. mereka hanya mengambil surat dan data data. beserta leptop.

*ttuuuut tuuut *

telpon polsek setempat pun berdering

"pak terjadi perampokan dirumah osdi"

"ouh sudah kelar pak candra, oprasinya?"

"hah biasa lah susah sekali bisnis sekarang. di todong dia malah minta di bunuh. uang sudah ku transfer yah pak bondan"

"siap nanti saya kabarkan ke media bahwa ini adalah prampokan biasa"

"okeh kalo gitu."

tuut tiut

tak lama mobil pak candra bergegas. polisi pun mulai berdatangan dirumah pak osdi

*televisi menyala-penyiaran berita*

"terjadi perampokan dan pembunuhan masal di bekediaman keluarga - OA. “

tukang sayur itu pun shock. dan menjatuhkan remot

Gleetaakk

"ada apa pak ?"

"rumah bu lina kerampokan"

"bu lina siapa pah."

"itu loh yang sering beli sayur bapak di komplek A1. kediaman osdi aprilio"

"yaudah la pak namanya juga bisnismen kita mah ga paham. hih jadi orang kaya ngeri juga"

"hah jadi miskin juga cape bu"

"ya tapi kan pak. kalo semua kebutuhan tercukupi mah aman atuh pak. kaya kita Alhamdulillah untuk makan ada"

"hehe iya tinggaal masak sayur ya bu"

"trus ga jualan deh "

kedua pasngan sederhana pun tertawa. tak lama suara isak tangis bayi meronta

*oooweee owee*

"hem pak. budi bangun."

"yah klonin sana"

"susunyaa susu"

"lah di tete"

"hih biar ada nutrisinya pak!! susu formula!"

"yaudah besok deh"

dan pak tukang sayur pun masih kepikiran mendalam, soal perampokan dan bodyguard yang mencurigakan.

Wednesday 28 August 2019

Lagu Ke dua (jupri)

aku ingin bernyanyi

hay aku jupri musisi baru yang tak berarti tapi jangan dibiarin karna aku kan bersinar nanti.

teman teman semua, aku ingin bercerita
tentang para berdebah, memandangku sebelah mata.

sedari kecil ku ingin bernyanyi. tapi mereka tertawa sambil memaki. mereka berteriak pada ku takaaaa pantas. seperti mereka sang pemilik batas.

ku terus berkarya takpeduli omongan mereka
ku terus berkarua hingga tua nanti aku kaya raya.

ku terus berkarya, ku terus bermakna, hidup ku sangat berarti. kubernyanyi sepenuh hati

dilema seorang awam, yang tak pernah dapat simpati dari lingkungan

ku terus berkarya takpeduli omongan mereka. aku terus berkarya hingga tua nanti ku bahagia.

seperti endah end rhesa, dan juga cici danila
di hormati seperti 4:20 disegani seperti jeson ranti

ku terus berkarya, ku terus bermakna. hidup ku sangat berarti. ku bernyanyi sepenuh hati..

bersinar senar senja, bergejolak jiwa effec rumah kaca.
pemberani jrx sidi,

musisi lainya     wooo o
luar biasa semua  wooo
lagu lagu bagai mesin waktu
memanggil memori masa lalu

kubterus berkarya, ku terus bermakna
ku kan slalu mencari arti, ku bernyanyi sepemnuh hati.

Sunday 11 August 2019

Chapter 1

Aku butuh uang

     *tunununut tununut tununut* suara  hand phone berdering dalam genggaman seseorang . Dilayar HP tersebut. terlihat tulisan (contac -Tarji- sedang memanggil...). 
tanpa menunggu lama anak muda, bertubuh tinggi, kekar, dan  ber kulit coklat itu mengangkat telpon tersebut.

" halo, ada apa bang tarji?"
terdengar suara nafas yang begitu cepat dar dalam telpon 

"huuh huh- ga-ga-wat pa-pakk.pak  bu-udi" 

seseorang dari dalam telpon itu berbicara dengan nada tidak teratur 

" bang tarji tenang dulu, jangan terburu buru kalo ngasih informasi. pelan pelan yah, coba jelaskan dengan relax.''
" iya pak budi. maaf ini kelalaian saya,semalam pabrik kebakaran, diduga arus pendek listrik pak ."
"astaga kok bisa bang tarji... trus keadaan yang lain gimana?"
" iya pak.  semua tukang yang biasa nginep pada mudik kemarin. jadi pabrik semalam kosong. tidak ada yang sadar akan musibah ini pak. sampai tetangga baru tau pabrik kita kebakaran saat semua sudah ludes terbakar"
"yasudah tenang ya bang tarji. yang penting ga ada korban jiwa. saya segera kesana nanti malam. untuk mengurusi semuanya"

seorang pemuda itu pun menutup hand phone nya dan memasukan HP ke saku celananya.  ia menatap kearah depan dengan wajah siap . Ia langsung bergegas berjalan memasuki gedung club tinju terkemuka di jakarta. dengan langkah yang cepat dia jalan melesat. suara ketukan langkah kaki sangat jelas dari pantopel yang ia kenakan. lorong demi lorong dia lewati. gema langkah yang cepat pun sampai di hadapan pintu yang bertuliskan 

-MANAGER CLUB ROOM-

*tok tok tok* budi mengetuk pintu tersebut dengan sopan santun.

"pak darsono. ini budi, boleh saya masuk ?"
"silahkan budi"

budi membuka pintu dengan hati-hati dan menutup pintu tersebut dengan pelan-pelan. terlihat didalam ruangan ber AC itu. terdapat orang tua paruh baya berumur 50-an , berambut dan berjengot putih, dengan menggigit cerutu yang menyalah. Sedang duduk manis di bangku kantor dan meng-hengkang-kan kaki ke meja, sambil meng hitung duit. 

"silahkan duduk nak. "
"pak maaf bila saya mengganggu aktivitas bapak. saya punya masalah yang sangat urgen pak darsono "
"iya kenapa bud jangan tegang begitu. cerita lah ada apa?"

budi yang malu-malu langsung menggaruk kepalanya, dan berbicara  to the point.
"jadi gini pak, sebetulnya saya ga enak ngomongnya. hanya saja saya butuh sekali."
"iya butuh apa?"
"apakah saya bisa menerima hak saya.  soal uang saya, yang blom bapak bayar tiga bulan lalu. sejujurnya saya butuh sekali saat ini"

bapak tua itu tiba-tiba kaget, mengumpulkan uangnya yang sedang dihitung tadi, menurunkan kaki nya dari meja dan memasukan uang tersebut ke laci. dengan tatapan tajam pak darsono memandang budi dengan serius.

"uang? mana ada uang mu disini" bapak itu heran
"bapak jangan main main yah. saya mohon"

budi yang masih menahan wibawanya, ia merunduk mengepalkan keduatangan tangan di pungung belakangnya (sikap istirahat ditempat).  menunggu jawaban yang menenangkan dari pak darsono . namun pak darsono malah emosi melihat sikap budi yang kurang ajar, lalu bapak itu memadamkan cerutu ke asbak. 

"'main main' kata mu? kapan saya main main hah?!!..
heh masih bagus, saya menerima kau disini. Saya latih kau, menjadi kan kau petarung handal. tidak ada kata bercanda saat saya mengurusi kau disini. anggap saja uang kau sudah terbayar untuk utang budi mu ke club ini paham kau"

pak darsono dengan emosi menunjuk muka budi dengan jari yang penuh cincin tengkorak.
."camkan baik baik ga ada uang kau disini, bud!!!. kau sudah punya pabrik donat buat apa kau minta uang ke saya?"

budi pun geram dan mengencangkan grahamnya.

"pabrik donat saya semalam kebakaran pak. saya butuh uang renovasi. tolong lah saya!"

*Braaaaaak* darsono memukul meja yang menghalangi mereka berdua. 

"Itu kecerobohan mu anak muda. jangan kau sangkut pautkan masalah tersebut dengan ku, dengan club ini. "

muka budi berubah menjadi merah padam dan dia mulai melepas gandenganya dari blakang badan  dan mulai memajukan tangannya ke pinggang sambil mengepal tangan.

"uang tersebut kan hak saya. Seharusnya bapak tidak memperlakukan saya seperti ini"

pak darsono memandang budi dengan serius.

"halah udah lah jangan kau merengek seperti itu. Saya sedang sibuk-sibuknya hari ini. saya ingatkan bud. saya  bukan bapak mu. kau pengusaha donat yang lezat, masa tidak punya tabungan dari usaha mu itu?. kalo butuh duit cari kerjaan lain. jangan mengemis seperti itu disini, saya tak akan berikan!"

"pak, saya tidak main main pak, saat ini!!" 

budi naik pitam. Ia mulai melotot menahan emosi. tak terasa budi mulai membuka bajunya. pak darsono yang kaget melihat reaksi serius budi, langsung berdiri dari bangkunya, pasang badan untuk berkelahi, bila budi bertindak konyol.

"hey hey anak muda! lagak kau sekarang mau jadi jagoan yah? karna uang, kau ingin memukuli saya.  Bocah ingusan gak tau diuntung. Kacang lupa sama kulitnya!"
"maaf saya tidak suka berdebat"

budi menarik meja yang menghalangi mereka berdua dan membantingnya kebelakang. tak tertahankan budi mulai meluncurkan pukulan pertama dengan tangan kananya menujuh wajah darsono. namun dengan mudah di angkis Darsono oleh tangan kirinya. tanpa darsono sadar, bahwa pukulan mematikan budi adalah tangan kirinya. satu bogem mentah mendarat diperut darsono dlalu Ia terjatuh kebangku nya.

"bangshat, tak ada uang sepersen pun untuk mu keparat!"

pak darsono mencengkram pegangan bangku dan melempar bangku ke arah budi. budi menghindari serangan itu dengan menendang kursi yang melayang ke arahnya, hingga bangku tersebut terlempar ke jendela kaca, pecahanya pun terdengan hingga  ke luar ruangan.

"oh iya kalau begitu? akan saya buat uang saya kembali dengan paksa, pak darsono"

budi berlari dan menendang pak darsono. hingga bliau terjatuh dan terkulai kelantai.
budi menarik darsono sampai berdiri lagi dan memukulnya berkali kali. hantam-an budi mengenai pipi kanan dan pipi kiri Darsono lalu ditutup dengan over cut yang menjulang ke atas. hingga darsono terbelangak kebelakang jatuh. dengan darah yang memenuhi gigi darsono,  darsono tetep tegas tak akan kembalikan uang budi.

"bener bener anak biadab. pelatihnyasendiri  sampai di-peras seperti ini"
"HAH PEMERASAN KATA MU? . BAJINGAN"

*DAAR* dentuman pintu terbuka terdengar jelas- sebelum budi melakukan aksi anarkisnya. ada dua orang bertubuh atletis berkemeja putih dan celana bahan masuk kedalam ruangan tersebut.
salah satu pemuda berlari menuju tubuh pak darsono yang tergeletak terjatuh dengan penuh darah keluar dari mulutnya. merangkul kepala pak darsono dan meletakankepalanya di paha pemuda tersebut.
"ada apa ini pak darsono?"
"bukan urusan mu roy"
"kita semua seperti satu kluarga. bila ada yang tidak beres kita harus selesaikan bersama-bersama"

seorang pemuda yang satu lagi berlari menuju budi dan menahan tubuh budi dengan cengkraman, mengekang kedua lengan budi dari belakang. unique dan kuat agar budi tidak melakukan hal gila. pemuda yang mengunci pergerakan budi pun ber bisik

"budi !!! kau sudah gila. dia yang memasok dana untuk kita para petarung di club ini kenapa kau se anarkis ini"

budi yang masih kesal seperti ingin membunuh darsono. karna beliau begitu kekeh menahan uangnya. lalu budi pun membalas berbisik.
"ngapain kau jonoo mengunci pergerakan saya seperti ini, lepaskan saya cepat. kau tidak tau permasalahanya jono. dia tidak membayar upah saya dari 3 bulan yang lalu"

semakin budi emosi semakin kencang cengkraman jono. hingga akhirnya budi mengalah dan melemaskan tubuhnya, lalu mengurungkan niatanya untuk bertarung lagi. 

seorang pemuda berbadan paling kekar diruang tersebut menyeritkan dahinya. Ia sangat marah melihar keadaan darsono yang sedang babak belur. tak berpanjang cerita roy langsung menatap mata budi dan menghampirinya. 

"Budi bangshat! hanyan karna uang kau memukul ayah kita semua?. laknat kau budi!!." (semua petarung yang dekat dan akrab dengan darsono memanggil ia sebagai 'ayah')

pemuda itu pun berjalan mendekati budi
"semiskin ituh kah kau bud. hah? sampai memeras ayah"
roy mulai melangkah menuju budi. budi yang masih dalam pegangan jono, membujuk roy agar tidak emosi.

"tunggu dulu roy! kau tidak tau permasalahanya. saya tidak akan memeras siapapun!"
"upah tiga bulan lalu? uang apa itu bud hem..?"
roy mulai penasaran dengan tingkah budi yang kelewatan batas. tapi budi terus meyakinkan agar masalah pribadi ini tidak menyebar ke orang lain

"ini masalah saya dengan ayah, roy!. banyak hal yang kau tidak tau dan ini urusan pribadi" 

budi mencoba menjelaskan dengan nada yang santun agar roy tenang dan tidak terbawa emosi.
roy yang kesal perlahan lahan membuka kemejanya  dan dasinya. melilit-lilit kan dasi ke tangan kanan nya.

"tiga bulan lalu saat final champion nasional. kau kalah dengan saya kan bud. hadiah juara dua pun sudah kau terima? uang apa lagi yang kau minta dari ayah hah? jawab bangshat. kau hampir membunuh ayah, BODOH!!."

Roy yang tak sabar menahan emosi langsung meluncurkan bogem mentah menuju wajah budi. budi yang sedang dicengkram jono pun tak bisa menghindar
*glepak*
jono yang bingung dengan keadaan ini, langsung melepaskan lengan budi dan lari ke sudut. duduk bersama ayah.
"wet!! brantem . janjianya cuman  misahin ayah sama budi yah, roy!!. yah malah dia ngikut brantem.  tai! . susah dah masuk club brantem kek gini-nih . bodo amat lah. udeh tonjok ajeh. "

budi terjatuh pandanganya kabur dan ia merasa kunang kunang, akibat pukulan roy. tak sadar bahwa  lutut roy sudah menghantam perut budi, budi pun rukuk karna menahan sakit perutnya. blom sadar juga budi pun terkena hantam-an sikut yang tajam kebawah. hingga wajah budi membentur lantai. dengan keadaan tengkurep, budi memegang hidungnya untuk menahan rasa sakit.  karna budi merasa sakit sekali. blom sampai sana  ketika budi menghadap kesamping. roy menendang perut budi berkali kali".

"ayah adalah orang yang buat diri lu besar, anjing. "

 budi tergeletak dilantai dengan  darah yang mengalir dari hidungnya. pada tendangan belasan  budi menahan kaki roy. ia cepat mendapat focusnya kembali. ia menendang perut roy dari bawah .dengan ke focusan yang penuh, budi berhasil menghindari pukulan demi pukulan roy. pertarungan amat sengit, sampai keduanya ngos-ngosan karna lelah, akibat pergerakan perkelahian yang sangat cepat. Hindar satu pukulan dan terkena pukulan lainya. saling beradu bela diri. roy dan budi terus ber seteru. hingga akhirnya budi berhasil membanting roy menuju lantai dan meng-kunci tangan kanan roy, hingga roy merintih dan menyerah. tubuh roy yang tengkurep tak berdaya ketika tangan kanannya ditarik ke atas oleh budi. dan tangan kiri roy menepuk lantai. budi sambil mengonci roy. budi menggeserkan pandanganya menuju mata sang ayah club tinju tersebut.

"bapak darsono yang terhormat. tiga bulan lalu saya kalah dengan roy. tapi hari ini  keberuntungan ada pada saya. kirim uang saya segera atau kau kehilangan saya dan lengan anak kesayangan anda"

pak darsono tersenyum dan mengeluarkan hand phone dari sakunya

" sekak mat. oke saya menyerah. saya tidak sudi kehilangan kalian berdua terutama kehilangan tanganya roy. dasar bajingan tengik kau budi. uang mu sudah ku transfer. tolong lepaskan roy. dia sumber dana club ini. tangan sang juara harus dijaga."

budi pun melihat roy dan jono dengan seksama dan budi melepaskan tangan roy yang di piting tadi.

"roy maaf bila saya seperti ini. saya sangat butuh uang . jono bisa minta tolong ambilkan handphone saya"
"wah jadi seperti raja yah, habis piting orang"
"saya lemas sekali jon. kau sahabat ku kan?. atau kau mau ku piting ?"
"okey okey - maap, gak nyeletuk lagi"

Jono mengambilkan hand phone budi. dan budi me ngecheck saldo rekeningnya

"hemm sepertinya kurang 5 juta pak darsono, tapi tak papa. gunakan buat berobat ya pak tua dan ke tukang urut, agar lengan sang juara tetap dalam ke adaan prima . untuk kejuaran kedepanya"

roy menatap keji ke budi
"di lain waktu tangan kau yang kupatahkan"

"silahkan yang mulia roy. selagi ada waktu kita akan bertarung lagi. senang bertarung dengan mu. kau selalu jadi lawan yang hebat buat saya"

budi memberikan tangan untuk membantu roy beranjak berdiri. *plak* namun roy menolak, memukul tangan budi dengan tangan kirinya.

"kau sudah mendapatkan uangnya . silahkan pergi. saya sudah muak melihat wajah mu "
"ampun bang roy. siap saya bergegas pergi. jono kau mau ikut dengan saya gak ? . saya traktir donat deh nanti "
"donat mu yah? . tidakah,  saya tidak suka donat gosong"
"kurang ajar mentang mentang donat saya sedang kebakaran. ya donat yang lain lah"
"tapi saya berat meninggalkan mereka"
"mereka akan baik baik saja. namanya juga duit ga kenal sodara ya ayah, roy kami pergi dulu"

sebelum budi pergi meninggalkan ruangan tersebut. budi menghampiri pak darsono . budi jongkok dan merauk tangan pak darsono dan mencium tanganya (salim)
"maaf bila saya begitu keras. kuharap serakah mu tak menggelapkan mata mu. hari ini kau buat ku kecewa ayah"

pak darsono memeluk budi dengan erat "jangan buat foya foya yah. saya pelit demi kebaikan mu bud."
budi membalas dengan pelukan yang erat "siap ayah"

roy dan jono  saling tatap tatapan. bingung mengapa moment se kacau tadi bisa brubah menjadi suasana kekluargaan. selepas melihat itu jono pun dengan senang hati menemani budi keluar, karna penasaran.

"pak darsono saya menemani budi dulu kluar. maaf bila saya terlambat memisahkan budi yang sedang menggila. roy maaf tinggal dulu (jono memberikan tangan permintaan maaf)
pak darsono lalu melambaikan tangan ke mereka berdua sambil duduk lemah di pojokan.
"tidak papa jon antarkan saja dia. jangan sampai orang lain tau soal ini. dan jono jaga budi agar tidak memukul orang sembarangan "

budi yang sudah hampir keluar kembali nengok kebelakang dan menatap mata darsono
"ya saya akan memukul orang yang tidak bertangung jawab seperti ayah . saya pergi dulu ayah doakan agar pabrik donat ku membaik, dadah"
roy yang masih tidak terima kekalahan, hanya buang muka dan memegang lengan kanannya yang masih ngilu karna kuncian budi.
jono dan budi pun keluar ruangan.

selepas pundak budi menghilang dari pintu. Roy berbaring kelantai, memandang langit langit plafon dan memegang erat tangan kanannya.
"ada masalah apa ayah. knapa kau sampai menahan uang budi"
" saya saja yang serakah roy. saya ingin beli mobil baru hanya saja dia memintanya di waktu yang tidak tepat. saya fikir dia tidak sebutuh itu.  bodoh sekali saya menahan uangnya. ini pertama kalinya dia minta upahny seterpaksa itu"

roy bingung dan terkejut dan memandang tajam pak darsono
"jadi selama ini dia mengikuti kejuaraan, dia juara disana sini, memenangkan pertandingan jalanan dan saat kejuaran terakhir dia sampai final melawan saya. dia blom di bayar"
"haha tidak seperti itu roy. ya lebih tepatnya dia selalu senang membantu club ini (suka rela). tapi tetap saya selalu memberikan dia upahnya. 40% bahkan 10% dia terima dengan senang hati. baginya brapapun yang saya kasih, itu lah upahnnya, dia tidak pernah bertanya berapa uang yang seharusnya dia terima.  dia tidak sama seperti mu, roy."
"hey hey kau seperti orang tua kandung ku saja. saya tidak suka di banding bandingi"

pakdarsono menepuk pundak roy.
"bercanda roy hehe. semua orang berbeda-beda hal yang biasa kan?.  iya jujur saja roy  club ini banyak sekali kebutuhan. dia memang berniat untuk membantu club ini. kau tau dulu club ini bangkrut ratusan juta. karna saya begitu berani memindahkan club didaerah menuju ibu kota. hutang di bank untuk modal membangun club ini dan ternyata tidak sesuai ekspektasi saya tidak mampu bayar cicilan. bunganya membengkak. dan mencekik ekonomi club ini. "

roy yang bingung, lalu bertanya dengan penuh penasaran 
"lalu bagai mana kau bisa melunasi kekurangan itu pak tua?"
pak darsono tersenyum dan memegang pundak roy dengan kencang dan berbisik.
"dengan mengalahkan budi. saat final tiga bulan lalu"

roy yang shock, tiba tiba merintih kesakitan
"Haaaah APAAAA aaaaaark" 
pandangan roy tajam kedepan
"maksudnya gimana pak tua saya blom mengerti?"


Darsono pun menggaruk kepalannya sambil memasang muka tanpa dosa. ia berdiri dan berjalan merapihkan kekacauan selepas budi mengamuk di ruangan tersebut. 
"haha maaf maaf, tidak cerita sebelumnya. saat itu saya berusaha bawa kau ke final karna kalau kau sampai final itu peluang besarku untuk memenangkan uang yang banyak. saya menaruh judi besar untuk kemenangan mu"
"buat apa orang tua!!! bodoh, idiot"

Darsono menaruh mejanya yang terbilik ketempat semula, langsung menatap mata roy dengan tajam dan mengatakan.
"karna semua judi dipasang untuk kemenangan budi - kemenangan mu saat final itu 1:5 Roy. dan saya menaruh uang yang banyak untuk berjudi atas kemenangan mu. tentunya atas nama orang lain, agar tidak terlihat curang. setelah memasang judi tersebut, baru saya bujuk budi untuk mengalah"

roy langsung buang muka dan bergunjing.
"wah gila licik sekali kau orang tua!. kalau saya menjadi budi, saya akan membunuh mu bener-bener. Kau pantas dipukuli seperti tadi, orang tua!!"

pak darsono  berjalan menuju tubuh roy yang lemah terkulai di atas lantai. dan darsono meremas lengan kanan roy yang keseleo akibat kuncian budi.
"hemm mau bunuh yah .. udah kurang ajar kau yah dengan orang tua!"

roy merintih kesakitan
"yaaaaaaaa- iya ampun ayah, lepas-in maap!"


darsono melepaskan lengan roy dan beranjak berdiri bergegas merapihkan bangku yang sudah terlempar tadi ketempat semula.
"hah jadi berantakan ruangan ku gara-gara uang" pak darsono langsung mengalihkan pembicaraan.

roy masih kurang puas dengan cerita pak darsono yang tadi pun. melanjutkan percakapan itu.
"saya yakin budi tidak langsung terima rencana gila mu itu orang tua. "
"haha betul . dia memarahi saya habis habisan namun karena saya menjelaskan bahwa club ini hampir bangkrut, dia mulai mengerti.  tidak ada jalan lain, selain rencana ini. kita akan menanga mutlak. seperti rencana ku roy, kau dapat hadiah juara satu 50 juta. budi dapat 25juta. dan club kita 450 bagaimana cerdas bukan ?"
"Wah 9x lipat dari uang juara ku .. bener bener orang gila kau, pak darsono. pantas saja budi sangat lemah saat di final dengan budi yang tadi berbeda drastis. ternyata alasan dia sakit karna terlalu banyak latihan, hanya bohong blaka. saya menyesal mengatakan 'pecundang' untuknya"

pak darsono senyum senyum sendiri
"tapi itu semua perhitungan saya roy. ternyata budi orang yang sangat perhitungan juga. dia benci kekalahan, jadi uang kemenangan judi tersebut dia anggap uangnya juga. ibarat kata dia pinjamkan uangnya 450 juta tersebut buat kita. sewaktu waktu dia minta. uang tsb harus sudah ada ada"
"waaaah pantas dia seganas itu, ayah! kau jangan bangunkan singa yang sedang tidur dong. ngomong-ngomong dia bilang sebelumnya. 'sisa lima juta lagi' ? berarti kau transfer 445juta?
" tidak. saya hanya berikan 45juta, haha. dia selalu begitu roy  dia tidak peduli berapa upah nya sebenarnya. mungkin saja dia berfikir bahwa 50 juta sudah cukup buat dia"

roy senyum senyum sendiri. hatinya bersih. semua emosinya hilang seketika tentang budi
"budi memang benar benar bajingan kau!"
dan roy berbaring kembali. sambil menghela nafas lega.

#Diluar ruangan tempat jono dan budi ngopi dan makan donat#

budi yang sedang makan donat pun menjelaskan dengan gamblang tentang 'knapa iya bertindak gila'
"jadi begitu ceritanya jon kenapa aku bersi keras meminta uang. ternyata serakah sekali oran tua itu"
"GILA GILAAAAAAA KAU. PANTAS KENAPA JADI HARMONIS GITU TADI"
"sttt jangan triak -triak, sebetulnya saya tau semua upah ku berapa jon. tapi saya bilang ke ayah. bahwa sisanya buat club ini sajah, karna buat saya club tinju ini seperti rumah. kalau masih ada sisa sedekahkan buat yang membutuhkan "
" pantas saja pak tua itu memeluk mu hangat sekali. anak kembanggaan dia bukan roy ternyata kau bud hih ingin sekali saya memukul wajah mu. gemes!"

budi yang sedang memakan donat tersenyum dan menaruh donatnya kemeja. dan menepuk pipinya.
"pukulah sini. nih di pipi ini"
"ogah! Nanti dibales, ente kan kalo mukul ga kira-kira. nanti saya ga bisa nguap tiga hari haha. lalu kau tau 450 juta hasil judinya. knapa kau tidak minta semua"

budi pun menyeruput kopi , dan menaruhnya kembali. 
" haha tidak usah itu hanya gretakan ke orang tua itu agar tidak semena mena mengatur saya.  saya juga berpesan ke ayah. bayar hutang semuanya dan sisanya investasi  ke alat alat fitnes yang paling mahal. tapi ganti logo brand itu jadi brand abal-abal agar alat tersebut terlihat murahan "
"hey buat ape itu... "
"saya benci bayar pajak mahal jon. kalo duit udah ke pemerintah kadang nyebar nya ga transparant. kalo ke orang miskin kan jelas. kalo alat alat mahal di kasih brand murah Datanya jadi bisa dikecil-kecilkan. ga bayar pajak gede deh hehe "
"hemm ente curang dong, zolim. kalo ada sisanya dikemanain lagi"
"ya saya selalu bilang ke ayah. kalo ada sisa jangan buat foya foya sedekahin langsung. biar rezekinya muter terus"

budi pun memakan donatnya dan memandang tajam ke donat itu.
ini saya ga cerita agama ya jon. saya pernah baca buku. seorang atheis ajah beramal memberi rezeki kepada orang miskin. agar bisa mengurangi kekayaanya . semmakin banyak kekayaan semakin gede pajaknta, tapi lihat atheis itu hartanya gak abis-abis padahal dia sudah memberi banyak. ya menurutku tuhan adil lah. yang baik akan di balas dengan kebaikan."
"trimakasih atas ceramahnya bud"

budi senyum dan masih memandang donat yang dia makan.
"keren banget ya sayae? hehe"
"iya bud . saya bangga pada mu bud."
"saya juga bangga..,...."

blum selesai budi menyelesaikan kata. jono sudah menyambar omongan budi.
"halah bud, jono ini mah ga ada apa apanya ga harus dibanggain"
"apaan sih. orang pengen ngomong ' iya saya juga bangga, pada diri saya sendiri' yeeuu pede"
"bener-bener ku pukul kau yah bud!"
"nih haha (sambil menyentuh pipinya) tapi bales dua kali"
"gak!"

- diruang management clup tinju tempat roy dan pak darsono berbicara-


darsono menepuk pundak roy
"jadi dia memberi sebanyak itu bukan dia bodoh. tapi dia care tidak untuk buat club ini ajah tapi buat orang lain juga"

sambil memijat lenganya, roy merunduk dan merenung.
"jadi penasaran . sebetulnya budi itu siapa sih. kenapa dia masuk club ini. knapa dia mau menjadi orang sebaik itu. saya jadi ingin tau latar blakangnya dia sepertiapa"

roy berdiri dan membantu pak darsono merapihkan ruangan itu.
"apa yah tujuan besar, budi?"

lalu pak darsono menangis dan memandang langit langit ruangan.

"sebetulnya saya kenal anak ini dari kecil. bentar ku nyalakan cerutuku dulu, cerita ini akan panjang sekali, kau boleh duduk di bangku dulu roy".

roy merogoh kantongnya dan mengeluarkan korek zipo ternama
*crek crek cesss*


"gigit saja cerutu mu. biar saya yang bakar"
-------------------------------

Thursday 13 June 2019

Sehat sebelum sakit.

    Ada satu hal yang mengajarkan gua untuk bersyukur atas nikmat tuhan yang begitu besar. nama pengajarnya ialah "penyakit". yap gua percaya bahwa Tuhan mencintai hambanya saat mereka sakit. begitu pula dengan hambanya yang meminta ampun pada Tuhanya ketika dia sakit. banyak banget yang kaya gitu, salah satunya sodara temen gua, anak pembalap liar yang hampir tewas dengan kecelakaanya, namun terselamatkan oleh dokter dan izin Allah. lalu dia tobat sering ibadah dan sebagainya setelah sembuh bapalapan lagi deh.

    Mungkin begitu pula juga dengan keadaan gua saat ini gua ga pernah encok senyeri ini kadang kadang kalo encok paling  besokan juga sembuh. nah ini lumayan menyusahkan gua. susah melakukan pergerakan ini dan itu. seketika gua inget kalau emang ini penyakit yang fatal, maka dikit lagi gua bakal mati. kalo gua mati nanti ngomong apa gua sama malaikat yang senantiasa bertanya dan memukul didalam kubur nanti hingga kimat datang .

    Sejenak gua istigfar sebanyak banyaknya. sholat mulai rajin . bnyak orang phobia sesuatu. nah klo gua pobia mati dalam keadaan dosa. gua rasa sih ini penyakit simpel tapi udah 3 hari ga sembuh sembuh. ini yang sangat amat meresahkan. pengen gitu sembuh trus sujud yang lama . minta maaf sebanyak banyak nya. kepada diri sendiri yang udah gua zolimin selama ini

   Ramadhan bolong seminggu, traweh cuman dua kali. sholat wajib males malesan. kini gua sadar penyakit ini izin tuhan  semuanya ada kebaikan. walaupun rasa sakitnya jadi susah ngapangapain. gua tetep ngeshift kopi di earhouse, yap I pretend that Im in fit condition. soalnya nyeri tulang ekor tuh susah untuk gerak. tapi kalo gua ga gerak gua rada tambah parah dan alhamdulillah udah lumayan membaik. yang tadinya mau makan sepuasnya jadi sadar mungkin ini effect kolestrol dan lain sebagainya.

   I dont know this article is useful or not for you guys. but I hope dont forget your god when you health when you fit. no one knows about your sickness. because banyak orang yang sedang sehat sehat ajah langsung mati. ga dikasih kesempatan untuk sakit. sakit adalah anugrah. sakit adalah cara kita dicintai Allah. iya sakit bkalan balikin kita ke jalan yang lurus. ya walaupun ada juga manusia yang ga tau diri. udah sakit masih judi dan zinah. ada kok .

     Last hope from me, jangan spelekan kesehatan. I think it's really priceless, expensive and hard to keep so thats why "ingat sehay sebelum sakit" saat sehat pun ingat tuhan. saat senang pun ingat tuhan. tidak hanya ingat tapi juga ibadah. karna orang yang berbicara besar "aku selalu mengingat tuhan" tanpa Ibadah. seperti kekasih yang menjual kesetiaan tapi masih chatingan mesra sama orang lain. ouch sekarang gua jadi mau kecilin perut liat badan udah ga karuan. well mau sit up susah. apalagi olah raga perut. tulang ekor kuh sudah lemesh bener. gua rasa jarangnya gua sholat, olahraga dan makan sembarangan ngebuat gua kek gini. mudah mudahan sembuh. doa in ya temen temen. dan jangan lupa jaga kesehatan. bye bye.