Monday, 5 October 2015

Mengenal Perasaan 3

        Debu debu jalan kian menghantam wajah yg begitu kusam. Suara priwitan pak ogah terus melengking di setiap tikungan, guna mencari uang recehan, mereka berani melawan panasnya alam. Panas, macetnya ciputat menambah emosi yang menjadi-jadi di diri ini. Ingin rasanya gua pulang. Pulang menciptakan tulisan perasaan. Genggaman gas motor kian mengendur ketika melihat orang menyebrang dengan asal-asalan, tak peduli dengan kendaraan padahal jembatan layang ada di hadapan. Kebencian memuncak ketika terlihat  "pengemis" sehat dan bertenaga enggan menoleh kebawah jalan, berjalan tak bertanggung jawab, tak fikirkan dosa dan malu . Jalan saja terus meminta-minta setidaknya sudah keliling mencari uang katanya. Orang orang pun menganggap pengemis itu "kaya" karna ulah mereka. Menjadikan stereo tipe para pengmis adalah pembohong. Bagaimana dengan pengemis yang sesungguhnya seperti  pengemis yang begitu hina depan SPBU, dengan kaki tangan yang tak berguna. Diabaikan begitu saja oleh orang orang di sekitar gua. saat itu air mata gua menetes tiba-tiba. sedikit uang gua, mungkin bisa membantu mereka. 

       Mengusap air mata dan melaju lagi dengan kecepatan tinggi. Di hadapan gua terbentuk kekeluargaan yang harmonis di pinggir jalan . Iyap razia polisi yang bigitu hikmat. Polisi yang di ciptakan untuk menjaga namun kenapa keadaan nya malah memeras kita. Menjaga katanya, tapi mengambil harta kita. MENJAGA KATANYA TAPI SEPERTI ANJING SIKAP NYA. entah lah perasaan benci sudah terkontaminasi di benak gua saat ini. Motor mogog dan bensin yang habis seperti musuh kedua setelah polisi. Pengendara motor yang begitu lelah mendorong motornya menuju bengkel atau SPBU. tak ada yang mau tau. dan peduli dengan orang itu. gua kan berusaha membantunya jika memang mereka menerima gua. Ada yang terima dengan lapang dada, ada pula menolak gua atas buruk sangka. Memang sakit rasanya dituduh yang tida tida. seperti saat  malam tempo itu. Di hadapan gua seorang abang-abang terlihat letih mendorong motor karna habis bensinnya. Gua  ingin membantu dia. namun rasa ketakutan dia, menolak pertolongan gua dengan mentah mentah. gua bukan begaal bang! yang sekarang dicemo-ohkan orang-orang.

      kemacetan di tambah lagi oleh ulah angkot yang ngetem, ga tau diri atau memang sudah tak waras fikirnya. entah lah kini pengguna angkot dan kendaraan umum lainya berkurang derastis pengunjungnya.. karena motor motor bertambah banyak  disetiap harinya. mungkin jaim yang begitu tinggi membuat mereka enggan menggunakan kendaraan itu. atau tingkat kriminalitas yang melonjak membuat para pengguna mengganti alternatif kendaraannya. seperti gojek dan  semacamnya. 

      Dijalan pun teringat mantan dan malam mingguan. haha mantan? sampah memang, namun nikmat tuk dikenang, walau berujung luka dan tangisan. malam  mingguan akhir akhir ini.seperti hati yang berseri seri merona disetiap malam sepi. terlihat di hadapan gua wanita yang begitu bahagia jalan sama pujaan hatinya. memeluk erat , enggan melepaskan biar dikata "sayang". tak terduga kepala gua tergeleng sendiri  entah menolak kenyataan atau iri pada percintaan mereka.

       Ya akhirnya gua pulang dengan merauk cerita di setiap sudut jalan perkotaan tanggerang selatan. ciputat menuju pamulang. huwwaah .. duduk disofa kesayangan dan mengenang wanita cantik yang blum bisa gua genggam. entah blum bisa atau memang dia tak peduli dengan perasaan. hati ini kian berdebu seperti jalan sepi , harapan yang begitu menggebu-gebu berharap ada balasan cinta darinya tak membedakan gue dengan priwitan pak ogah yang melengking berharap uang recehan yang tak kunjung datang.  perjalanan cinta gue ya hampir sama dengan ciputat tak berjalan lancar dan panas. orang orang yang gue sayang hanya menyebrang asal asalan ga ada sedikitpun niat untuk menetap.  hina memang pengemis dijalan tapi lebih hina pengemis cinta menadah perasaan yang jatuhnya memaksakan.  

         gua amat sangat berharap cinta itu menjaga gua dari sakitnya masalah. tapi nyatanya prasaan gue kaya  polisi, memeras fikiran dan jiwa, hanya menambah beban kehidupan gua.  penolakan tetap penolakan mau itu dengan cara baik-baik atau mentah-mentah. orang orang berfikir gue tertekan karna hal itu. mereka ingin membantu gue. namun dengan cara menambah luka. "lupakan orang yang gue sayang" itu sama sajah "munculkan mentari di malamhari". banyak orang bilang gue. ga tau diri menunggu seseorang dengan waktu yang lama. toh angkot pun kuat akan kepercayaan nya "ngetem" akan mengumplul kan hasil yang banyak . toh apa gua salah untuk berjuang ?. 

        yah mungkin gua memang penghibur, mungkin gue dekat dengan banyak wanita , terlihat berbagi kebahagian buat sesama . tapi gua ga sebahagia itu coy. tawa gua hanya topeng yang harus gua genggam disana. gak boleh sedih . ga boleh keliatan lemah  atas apapun. itulah tunututan entertain dunia. gemeter gue saat ngerasain sikap dia dingin seperti puncak akhir-akhir ini. tak sehangat dan se-ceria dulu, mungkin banyak masalah yang di alaminya  atau mungkin dia ingin menjaga jarak dengan gua. yah namanya juga perasaan tak bisa di paksakan. yang jelas gua sayang sama dia.


 hahahahaha melo gila yak  gua. tahiks laaah  yaudah ah pake topeng nya lagi. dadah........
        


No comments:

Post a Comment