Wednesday 27 February 2019

Kopi pahit adalah Kopi yang gagal


Jam 2 Siang  - satu jam sebelum coffee shop buka. budi sudah membersihkan mesin kopi di bar kesayangannya. sambil me-ngelap tuas dan pota filter esspresso. untuk mempersiapkan bukanya toko jam tiga petang.

klining bunyi lonceng pintu

tiba tiba iza datang

"kalo coffee shopnya blom buka aku boleh masuk ga sih?" iza sambil melongo manja di tengah pintu masuk.

"masuk ajah sih" budi tetap sibuk merapihkan bar nya

"aku ganggu gak?" iza senyum sambil menghampiri budi

"lu bakalan ganggu gua kalo lu buka cabang chattime di dalam sini." budi tidak menghiraukan

"yah bener kan!aku ganggu"

"kaga elah! lebay banget. duduk disitu dulu yah aku mau rapih rapih bentar persiapan buka" budi menaruh gelas dan mempersilahkan iza duduk.

iza melihat budi dengan penuh makna

"hemm bud?"

"iya beb "

"eh ganteng "

"et gausah nyindir!! apaan?" budi tetap fokus mempersiapkan teko listriknya

"kamu nyaman ga sih kerja disini?"

"kalo ga nyaman gua udah hengkang dari coffee shop ini"

"kenapa kopi begitu spesial buat kamu" suara iza tinggi begitu penasaran

"et dah bahasa lu kaya apaan tau. kaga ade yang spesial. semua kopi biasa ajah"

"bud.."

"hemmm" budi yang sedang sibuk merapihkan gelas gelas dan menyapu serbuk kopi yang berserakan

"buatin aku kopi yang enaaak banget tapi ga begitu pait"

"hemm emang ada yah kopi yang pait?" budi yang sedang rapih rapih berhenti sejenak langsung memandang iza meremehkan

"yah semua orang bilang kopi pahit." iza salting karna tidak begitu tau tentang kopi.

budi menatap iza dengan serius
"kopi yang pait adalah kopi yang gagal"
budi tersenyum ke iza sambil mengelap gelas gelas

"ya itu puisi puisi yang aku baca 'kopi adalah kepaiatan yang nikmat bla bla"

" iya kalo ga pernah ngerasain kopi yang pait barista ga tau cara buat kopi yang enak. hidup gagal itukan hidup yang pait ya gak?. kalo kita udah lewatin semua itu kita juga bisa buat hidup lebih enak"

"uuh sekarang sok filosofi"

"haha ga itu cuman bual-an ajah . nih budi bikin kopi yang ringan yah"

"yang ringan apaan tuh" iza sambil duduk depan bar . dan memandang seluruh alat alat kopi dihadapanya

"kapas"

"ih aku serius.." iza bete sambil melotot

"ada namanya manual brew kalo bahasa sederhananya kopi yang di filter, tapi aku pake cara v60 "

budi menyiapkan server kopi (red: teko khusu kopi) dan driper (red: seperti corong berbentuk gelas kerucut kebawah dan ada lubang kecil) lalu driper ditaruh diatas server kopi. selanjutnya budi mengeluarkan kertas filter v60 berbentuk kerucut dan menaruhnya tepat didalam driper kertas diratakan seperti bentuk driper. mulai memanaskan air sampai mendidih. lalu air tersebut di tuang ke driper yang sudah ditaruh kertas filterny. ketika kertas kerucut tersebut sudah basah semua. airnya  yang mengalir dari dripper ke server kopi itu, di buang .

"kok dibuang!" iza memandang budi bingung

"emang kamu mau minum kopi rasa kertas di belender?"
budi lanjut menggiling kopi di midle grind size.

"kenapa kopinya agak kasar" iza bingung melihat serbuk kopi berbeda dengan gilingan kopi biasa di warung2

"iya agar kopi yang kita minum nanti lebih berasa aroma dan rasa kopinya tanpa harus meninggalkan rasa pahit. kalau barista yg jago bilang lebih light dan kadar air lebih banyak juga. kalo serbuknya begitu alus nanti rasanya pait. karna kandungan kopi yang keseduh lebih tebel ya pokoknya kalo halus nanti jadi kaya minum serbuk kopi."

budi menunggu suhu air hingga 91°c

"hih lama banget sih bikin kopinya say." iza melihat budi cemberut dan bingung

"buat suatu yang spesial ga bisa terburu buru sayang. kalo drajat air begitu panas rasanya jadi pait . nah itu kopi yang gagal. kalo suhunya rendah kopinya ga berasa karna kopi tidak terseduh dengan baik. nih udah pas drajatnya "

budi mulai menuangkan airnya kedalam alat driper yang terisi kopi yang sudah digiling. memutar dengan hati hati  dan menunggu 30 detik lagi

"tuh kan lama lagi"

"ih sabar sayang liat deh kopinya kaya nafas nah ini adalah proses blumming pembuangan karbondioksida dalam biji. kopi kalo proses blummingnya kaya gini berarti kopinya masih seger"

"kamu seperhatian itu yah sama kopi. bener kan kamu mandang kopi lebih spesial dibandingan apa yang aku pikirin" iza melihat mata budi sinis

"kamu mau debat apa mau minum kopi yang enak?"
budi juga memandang iza serius

"hihi I love you beby" iza pun tersenyum manis mengangguk, sabar menunggu.

selesai sudah pembuatan manual brew v60

"silahkan nona cantik. v60 kopi arabika spesial dari kaki gunung flores"

iza pun cemberut
"kamu hidangin kopi emang selalu kaya gitu yah kecewe lain"

"haha engga kok biasanya kalo di coffee shop disini aku buat, trus minumanya ku kasih temen ku nah baru dia yang nganterin"

"tapi aku ga cemburu kok" iza sambil senyum palsu

"gua pun ga mikir lu cemburu kok hehe cobain pasti ada rasa jeruknya"

srrrrllup "iza mencicipi

"ih iya ga sepahit apa yang aku pikirin loh. bener ada rasa jeruknya"

"enak gak?"

"he em enak"

tanpa basa basi budi membuat esspresso dengan segala kemampuanya dia membuat cepat dan tanggap.

"nih" budi memberikan segelas kopi esspreso kecil namun terlihat hitam pekat dengan krema tebal diatasnya.

"eh apa itu kopi kentel banget mana itemnya kaya kamu" iza menahan tawanya

"hah? gimna gimna?" budi menggenggam tangsn iza gemes

"iya maksud ku knapa kamu kasih aku ini. ini pait banget pasti"

"kopi yang pait adalah kopi yang gagal. buat apa gua kasih kopi yang gagal buat perempuan yang spesial"

"hiiih gombal terus. klo pait awas lu yah!!"

"iya"

"hemmmmmmmm" iza mencoba lalu mengecut kan mukanya
"asiin banget asem juga "

"kalo kamu udah suka esspresso kamu bakalan suka semua kopi nya. "

"iya v60 jadi kaya air putih ga ada rasanya. tapi bener loh ku fikir esspresso pait"

"ga ada kopi yang pait yang ada areng yang diseduh "

"udah ah ngomongin kopinya aku punya cerita seru loh.........."

"apa apa tuh"
budi pun mendengarkan cerita baru iza dan tak berhenti menggenggam tangan iza.


No comments:

Post a Comment